Distro: Usaha dan Gaya Hidup Anak Muda

Sebuah fenomena kerap muncul di kalangan anak muda. Fenomena berpakaian, fenomena bermusik, fenomena gaya hidup, hobi. Bahkan, fenomena dalam menciptakan lapangan bagi dirinya sendiri. Kaum muda memang identik dengan kreativitas, energi positif, dan impian. Lapangan pekerjaan yang mereka ciptakan pun akhirnya tidak pernah lepas dari kekreatifan.

Jenis usaha yang paling banyak digeluti kaum muda Indonesia belakangan ini adalah distro. Menjajal peruntungan sebagai pedagang kaos pun mereka jalani. Distro sudah banyak hadir di berbagai kota di Indonesia, khususnya kota-kota besar. Kehadiran distro seperti menjadi bukti eksistensi kaum muda Indonesia. Mereka seolah ingin membuktikan keberadaannya di tengah masyarakat.


Kaum muda yang identik dengan hura-hura dan hanya bisa menghabiskan uang pemberian orangtuanya juga dapat membuat sebuah usaha mandiri yang bisa dibanggakan. Hal-hal prinsipil seperti itulah yang tak jarang menjadi alasan mengapa banyak kaum muda menciptakan usahanya sendiri. Sebuah pemikiran dewasa yang lahir dari tubuh anak muda Indonesia.


Gejolak jiwa muda yang tidak terlalu menyukai peraturan yang mengekang juga menjadi alasan mengapa mereka lebih memilih mendirikan sebuah usaha daripada harus bekerja pada satu perusahaan atau instansi. Sebuah prinsip sederhana yang harus diakui banyak dianut oleh kaum muda Indonesia.


Meskipun sama-sama berjualan pakaian, distro tidak sama dengan toko pakaian atau sejenisnya. Distro selalu menampilkan model-model pakaian terbaru bagi anak muda. Tak jarang, distro justru menjadi trend setter bagi gaya berbusana remaja dan anak muda. Melihat koleksi pakaian yang banyak dijual di distro-distro, secara tidak langsung, membuat kita mengetahui perkembangan fesyen yang tengah tren.


Barang yang dijual di distro-distro bukan sebatas pakaian atau kaos dengan gambar-gambar menarik, melainkan semua kebutuhan berbusana dari ujung rambut, seperti topi, hingga ujung kaki, seperti sepatu dengan model-model menarik.


Kata distro sebenarnya berasal dari distribution store. Sesuai fungsinya, distribution store adalah tempat atau toko yang khusus mendistribusikan produk-produk dari suatu komunitas. Berbeda dengan clothing company. Clothing company adalah istilah untuk produsen yang memproduksi pakaian jadi dengan merek dagang pribadi.


Distro dan clothing company sering disejajarkan. Kedua bentuk usaha itu terlibat kerja sama. Pakaian jadi yang diproduksi clothing company banyak didistribusikan di distro-distro. Distro adalah bentuk riil ideologi kaum muda, selain sebagai bentuk eksistensi diri.


Distro adalah sebuah ideologi yang sangat anti keseragaman pemikiran. Mereka sangat menghargai perbedaan dalam bentuk apapun. Kehadiran distro juga sebagai representasi ideologi anak muda yang anti keseragaman selera dan pola pikir atau mainstream serta DIY atau do it yourself.


Distro tidak lepas dari selera serta idealisme para pemiliknya. Mereka yang menyukai hal-hal ekstrem, seperti olahraga, akan memenuhi distronya dengan berbagai produk pakaian yang ada hubungannya dengan olahraga ekstrem. Olahraga ekstrem yang biasa diusung oleh distro-distro adalah skateboard dan berbagai olahraga air.


Selain olahraga ekstrem, aliran musik tertentu bisa mempengaruhi produk-produk yang ada di distro-distro. Aliran musik seperti rock, reggae, dan hip-hop, ramai menghiasi produk-produk distro. Kaos serta perlengkapan berbusana pun mengandung unsur-unsur aliran musik tersebut.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Bakso Mesra Ponorogo | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan